Sabtu, 13 Agustus 2022

DZIKIR 133 TAREKAT THAIFURIYAH

 


DZIKIR 133 TAREKAT THAIFURIYAH


Dzikri 133 di Tarekat Thaifuriyah bermaksud melakukan dzikir 100 menggunakan tasbeh, 33 menggunakan tangan ( sunnah Rasul ).

Dzikiran dalam amaliyah Thaifuriyah banyak yang memiliki hitungan yang menyambung kepada jumlah 133. Bahkan jika dzikir ini dilakukan lebih banyak lagi, maka dari 133 akan terus menyambung sampai 1033 bahkan sampai 10033.

Jika sampai dihitungan tengah pada antara, diantara hitungan-hitungan itu, maka jumlahnya akan selalu ada pada jumlah 100 dan 33 nya tidak hilang.

Misalkan 233, 333, 433, 533 dan selanjutnya. Atau 1033, 1133, 1233, 1433, 1533 dan selanjutnya. Atau 1033, 2033, 3033, 4033, 5033 dan seterusnya.

Jika dzikir dilakukan dibawah hitungan 133, maka 33 nya dianjurkan untuk dilakukan ditangan saja sesuai sunnah Rasul.

Dzikir ini memiliki beberapa penjelasan.

- Dzikir ditangan yang 33 adalah mengikuti sunnah Rasul.

Ibnu ‘Umar berkata, “Sungguh aku telah melihat Rasulullah menekuk tangan (yaitu jarinya) ketika mengucapkan dzikir-dzikir tersebut.”

Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana dikatakan bahwa kedua amalan tersebut ringan/mudah akan tetapi sedikit yang mengamalkannya?”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Syaithan mendatangi salah seorang dari kalian ketika hendak tidur, lalu menjadikannya tertidur sebelum mengucapkan dzikir-dzikir tersebut, dan syaithan pun mendatanginya di dalam shalatnya (maksudnya setelah shalat), lalu mengingatkannya tentang kebutuhannya (lalu dia pun pergi) sebelum mengucapkannya.” (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud no.5065, At-Tirmidziy no.3471, An-Nasa`iy 3/74-75, Ibnu Majah no.926 dan Ahmad 2/161,205, lihat Shahiih Kitaab Al-Adzkaar, karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilaliy 1/204).

Kita boleh berdzikir dengan tasbih, tahmid dan takbir masing-masing 33 kali dengan ditambah tahlil satu kali atau masing-masing 10 kali, yang penting konsisten, jika memilih yang 10 kali maka dalam satu hari kita memakai dzikir yang 10 kali tersebut.

- Dzikir yang menggunakan tasbeh

Dari Sa’ad bin Abu Waqqash radhiyallahu ‘anhu bahwa ia bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk ke tempat seorang wanita dan di hadapannya ada beberapa biji atau beberapa kerikil yang digunakan untuk menghitung tasbihnya. Beliau pun bersabda, “Tidakkah engkau suka kalau aku beritahukan padamu tentang sesuatu yang lebih mudah untukmu daripada ini—atau lebih utama–?” Selanjutnya beliau bersabda, “Yaitu Maha Suci Allah sebanyak hitungan yang diciptakan oleh-Nya di langit. Maha Suci Allah sebanyak hitungan yang diciptakan oleh-Nya di bumi. Mahasuci Allah sebanyak hitungan yang ada di antara langit dan bumi. Maha Suci Allah sebanyak ciptaan-Nya Yang Dia ciptakan. Allah Maha Besar seperti itu, segala puji hanya bagi Allah seperti itu, tiada Ilah kecuali Allah seperti itu, dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah seperti itu pula.”

(HR. Tirmidzi, ia menyatakan bahwa hadits ini hasan)

(HR. Tirmidzi, no. 3568 dan Abu Daud, no. 1500. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly mengatakan bahwa hadits ini dha’if dalam Bahjah An-Nazhirin, 2:463)

Penjelasan Hadits

Karena status terhadap hukum hadits yang berbeda, maka dihasilkan hukum yang berbeda pula. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly menganggap bahwa berdzikir dengan menggunakan biji tasbih termasuk menyelisihi petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdzikir dengan menghitungnya menggunakan jari-jemari tangan kanannya.

Dari Yusairah seorang wanita Muhajirah, dia berkata,

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada kami, “Hendaknya kalian bertasbih (ucapkan subhanallah), bertahlil (ucapkan laa ilaha illallah), dan bertaqdis (menyucikan Allah), dan hitunglah dengan ujung jari-jemari kalian karena itu semua akan ditanya dan diajak bicara (pada hari kiamat), janganlah kalian lalai yang membuat kalian lupa dengan rahmat Allah.” (HR. Tirmidzi, no. 3583 dan Abu Daud no. 1501 dari hadits Hani bin ‘Utsman dan dishahihkan oleh Imam Adz-Dzahabi.

Sanad hadits ini dikatakan hasan oleh Al-Hafizh Abu Thahir)

Ulama lainnya mengungkapkan bahwa berdzikir dengan menggunakan biji tasbih masih dibolehkan, sama seperti dengan menggunakan biji atau kerikil dalam hadits ini. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak mengingkarinya. Adapun petunjuk pada yang lebih afdhol dengan menggunakan jari-jemari saat berdzikir tidaklah menunjukkan terlarangnya berdzikir dengan menggunakan biji tasbih.

Lihat Kunuz Riyadh Ash-Shalihin, 17:206.

Para Ulama ahli Hikmah mengatakan ada tiga macam tasbeh yang paling keramat untuk dipakai dzikir.

1. Yusru : Tumbuhan yang ada dilaut merah (bahr / bahar)

2. Bazru : Dari biji-bijian (biji yang kuat)

3. ‘Unab : Jenis kayu (kayu yang kuat)

Tsalatsatun tasbihuhum tsawabu, al yusru, wal bazru kadzal ‘unab

Jadi dzikir 133 di Tarekat Thaifuriyah memiliki dasar hukum yang jelas. 33 ditangan, 100 ditasbih, dan jumah kelipatan-kelipatan selanjutnya atau kurang darinya tidak akan keluar dari jumlah initi dzikir yaitu 133.

Adapun dzikir yang diluar batasan hitungan juga diajarkan di Tarekat Thaifuriyah, seperti halnya sudah dibahas diatas, terkait dzikir khofi melafalkan lafadz Allah. 

Sedulur-sedulur yang diberkahi Allah, terlepas dari penjelasan tentang dzikir ini pasti akan banyak sekali batasan, karena tulisan tetap tidak bisa mengejar maksud lisan secara utuh, sedangkan maksud lisan, tetap tidak akan bisa mengejar kecepatan hati.

Oleh karena itu, diwajibkan seluruh jama’ah yang ingin mendalami ajaran Tarekat Thaifuriyah, harus mempelajari kedua kitabnya, dan juga harus melalui bimbingan Guru pembimbing, yang dimana prosesnya juga akan melalui tahapan-tahapan yang sudah ditentukan, diantaranya wajib juga mengikuti talqin dzikir, kajian-kajian, tawashulan dan manaqiban, dan semua hal yang berkaitan tentang apapun itu ajaran yang ada didalam Tarekat ini.


sumber : Kitab Suluk Raden Syair Langit Dan Ajaran Tarekat Thaifuriyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Film Kolosal Prahara Keris Jala Sutra ( the series ) Karya Raden Syair Langit

  Sebuah karya film berjudul Prahara Keris Jala Sutra ( the series ) yang akan ditayangkan setiap hari jumat siang di channel youtube Lawang...