Sabtu, 13 Agustus 2022

KISAH SYEKH THOIFUR ABU YAZID AL-BUSTHAMI YANG SELALU SIBUK BERIBADAH KEPADA ALLAH

 


KISAH SYEKH THOIFUR ABU YAZID AL-BUSTHAMI YANG

SELALU SIBUK BERIBADAH KEPADA ALLAH


Syekh Thoifur Abu Yazid Al-Busthami, pernah bermunajat kepada Allah. Dalam munajatnya, Syekh Abu Yazid bertanya kepada Allah. “Ya Allah. Siapa orang yang akan menemaniku di surga?”

Beberapa sufi memang memiliki kepercayaan diri tinggi mengenai kedekatannya dengan Allah. Syekh Abu Yazid adalah salah satunya.

Singkat cerita, munajat Syekh Abu Yazid tersebut diberi jawaban melalui mimpi. “Orang yang akan menemanimu di surga adalah orang ini. Dia tinggal di sini.” Sebut saja orang ini namanya Syekh Nur Hidayatullah Yuzarsif. Lalu Syekh Abu Yazid mencari orang sebagaimana isyarat yang disebutkan dalam mimpi. Jarak yang ditempuh Syekh Abu Yazid ratusan kilometer. Ketika bertemu dengan Syaekh Nur Hidayatullah Yuzarsif, Syekh Abu Yazid merasa bahwa mimpinya keliru. Sebab orang yang ditemuinya berada di tempat orang maksiat.

“Sepertinya mimpiku keliru, tidak mungkin orang yang menemaniku di surga adalah orang yang suka berada ditempat maksiat. Lalu saat akan pergi, Syekh Abu Yazid mendengar orang yang memanggil.

“Wahai Syekh, apakah engkau mencariku? engkau sudah mencariku ratusan kilometer, setelah datang, kenapa malah mau pergi lagi ? Ini aku orang yang akan menjadi teman dekatmu di surga. Aku adalah tetanggamu nanti di surga,” kata Syekh Nur Hidayatullah Yuzarsif.

Tentu saja Syekh Abu Yazid kaget, karena ada orang yang tahu maksud kedatangannya ke tempat itu.

“Dari mana engkau tahu aku mencari temanku di surga?” tanya Syekh Abu Yazid.

“Aku diberi tahu Allah, tapi mengapa sepertinya engkau terkejut?” tanya Syekh Nur Hidayatullah Yuzarsif.

“Bagaimana aku tidak terkejut melihat engkau ditempat ini, Apakah pantas seorang Wali berada di tempat maksiat seperti ini ?”. Kata Syekh Abu Yazid

“Pikiranmu itu keliru Syekh. Tidak semua Wali sepertimu, ada juga yang sepertiku yang harus sering datang ke tempat seperti ini,” jawab Syekh Nur Hidayatullah Yuzarsif.

“Kenapa bisa begitu?” tanya Syekh Abu Yazid.

“Orang yang ada di sini, sudah tinggal separuh jumlahnya. Separuhnya lagi sudah aku bimbing. Mereka sudah taubat sekarang. Bagaimana bisa aku membimbing mereka kalau tidak langsung bergaul dengan mereka? Kalau mau mengajari mereka ya harus bergaul dengan mereka. Bukan menjelek-jelekkannya. Bagaimanapun mereka ini manusia yang punya harapan menjadi lebih baik.”

“Jadi dalam hal ini aku lebih banyak membimbing mereka dari pada dirimu. Engkau sibuk dengan ibadahmu sendiri tanpa bergaul dengan mereka. Kalau aku ya sebaliknya”. Kata Syekh Nur Hidayatullah Yuzarsif.

Akhirnya Syekh Abu Yazid pun menginsafi kekeliruan pandangannya atas Syekh Nur Hidayatullah Yuzarsif.

Hikmah yang bisa diambil pada kisah ini adalah betapa kita harus juga menyibukan diri kita dalam ranah amar ma’ruf nahi munkar, karena terkadang banya orang sibuk dengan ibadahnya, namun membiarkan kemunkaran merajalela dimana-mana. Semenjak kejadian itu, Syekh Abu Yazid pun sering melakukan dakwah kepada umat dalam hal memperbaiki orang-orang yang masih suka bermaksiat kepada Allah.


sumber : Kitab Suluk Raden Syair Langit Dan Ajaran Tarekat Thaifuriyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Film Kolosal Prahara Keris Jala Sutra ( the series ) Karya Raden Syair Langit

  Sebuah karya film berjudul Prahara Keris Jala Sutra ( the series ) yang akan ditayangkan setiap hari jumat siang di channel youtube Lawang...