PERBEDAAN ULAMA SU DAN ULAMA UKHROWI
ULAMA PENJILAT ( SU )
Di riwayatkan dari Anas bin Malik ra,
Kebinasaan bagi umatku datang dari ulama su’ mereka menjadikan ilmu sebagai barang dagangan yang mereka jual kepada para penguasa, untuk mendapatkan keuntungan bagi diri mereka sendiri. Allah tidak akan memberikan keuntungan dalam perniagaan mereka itu.
(HR al-Hakim)
Sayidina Anas ra juga meriwayatkan,
Ulama adalah kepercayaan para Rasul selama mereka tidak bergaul dengan penguasa dan tidak asyik dengan dunia. Jika mereka bergaul dengan penguasa dan asyik dengan dunia maka mereka telah mengkhianati para Rasul. Karena itu, jauhilah mereka.
(HR al-Hakim)
Sayyidina Umar Bin Khoththob ra berkata,
“Sesungguhnya yang paling mengkhawatirkan, yang aku khawatirkan dari umat ini adalah para munafiq yang berilmu”
Para sahabat bertanya,
“Bagaimana orang munafiq tapi ia ‘alim?”
Sayyidina Umar menjawab,
“Mereka alim dalam lisannya tapi tidak dalam hati dan amaliahnya”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW ngadawuh,
“ Barang siapa yang mempelajari suatu ilmu (belajar Agama) yang seharusnya diharap adalah ridho Allah, tetapi ia mempelajarinya hanyalah untuk mencari harta benda dunia, maka dia tidak akan mendapatkan wangi surga di hari kiamat.”
(HR. Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad)
Rasulullah SAW ngadawuh,
Ingatlah, sejelek-jelek keburukan adalah keburukan ulama dan sebaik-baik kebaikan adalah kebaikan ulama.
(HR ad-Darimi)
Abu Hurairah ra. menuturkan hadis,
Siapa yang makan dengan (memperalat) ilmu, Allah MEMBUTAKAN KEDUA MATANYA (atau wajahnya di dalam riwayat Ad-Dailami), dan neraka lebih layak untuknya. (HR Abu Nu‘aim dan Ad-Dailami) .
Al Allamah Al-Minawi dalam Faydh al-Qadîr Syarah Jami’ Shogir dari Imam Syuyuthi mengatakan,
“Bencana bagi umatku (datang) dari ulama sû’, yaitu ulama yang dengan ilmunya bertujuan mencari kenikmatan dunia, meraih gengsi dan kedudukan. Setiap orang dari mereka adalah tawanan setan. Ia telah dibinasakan oleh hawa nafsunya dan dikuasai oleh kesengsaraannya. Siapa saja yang kondisinya demikian, maka bahayanya terhadap umat datang dari beberapa sisi. Dari sisi umat, mereka mengikuti ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatannya.
Ia memperindah penguasa yang mendzalimi manusia, dan gampang mengeluarkan fatwa untuk penguasa. Pena dan lisannya mengeluarkan kebohongan dan kedustaan. Karena sombong, ia mengatakan sesuatu yang tidak ia ketahui.”
(Faydh al-Qadîr)
Hujjatu Islam Imam Al-Ghazali mengingatkan,
“Hati-hatilah terhadap tipudaya ulama su’. Sungguh keburukan mereka bagi Agama lebih buruk daripada Setan. Sebab, melalui merekalah setan mampu menanggalkan Agama dari hati kaum mu’minin. Atas dasar itu, ketika Rasulullah SAW ditanya tentang sejahat-jahatnya makhluk, Beliau menjawab, “Ya Allah berilah ampunan.” Beliau mengatakannya sebanyak tiga kali, lalu bersabda, “Mereka adalah ulama su”.
Sedulur-sedulur yang diberkahi Allah, berhati-hatilah mencari guru, carilah orang-orang yang layak untuk di ikuti, mereka adalah Ulama Ukhrowi, warosatul Anbiyya, yang hidup untuk Agama, bukan hidup dari Agama.
Guru adalah wasilah agar kita sampai kepada Allah, maka jika kita salah mencari Guru, bukan Ulama yang lurus, maka kita tidak akan pernah sampai kepada Allah, melainkan kita akan semakin terjerumus dalam jurang kesesatan.
Seorang saliqin dalam melakukan perjalanan ruhaniyah agar sampai bermakrifat kepada Allah, maka syareatnya ia harus dibimbing oleh seorang Guru, yang dimana Guru itu adalah seorang Ulama yang lurus, bahkan harus sekelas Mursyid. Jika semua itu tidak kita capai, maka bukan Ma’rifatullah yang kita raih, justru kecelakaanlah yang akan menyiksamu, dunia dan akhirat.
Berthoriqoh lah dengan baik, jangan langgar aturan yang telah ditentukan, jangan totoriqohan, tapi berthoriqoh lah dengan thoriqoh yang benar, thoriqoh yang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW, yang ajarannya terus berlanjut kepada para penerusnya yang lurus.
sumber : Kitab Suluk Raden Syair Langit Dan Ajaran Tarekat Thaifuriyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar