Sabtu, 13 Agustus 2022

SEMBILAN PULUH SEMBILAN PITUAH DAN MUTIARA HIKMAH ABAH LEUWEUNGGEDE RADEN SYAIR LANGIT

 

SEMBILAN PULUH SEMBILAN PITUAH DAN MUTIARA HIKMAH

ABAH LEUWEUNGGEDE RADEN SYAIR LANGIT


1. Hirup saukur hirup, babi ge hirup neangan kadaharan, Jalma saukur jalma, bau nu aya lamun tujuan teu puguh mirupa, edan pikiran teu eling, pinanggih mangsa teu daek narima pepeling.

Cupar ukur karandap, jerona pangarti teu neurap ka diri, Mapay dipapay papay, neangan kahirupan anu kacumponan, Poho kana diri, pikiran poek katutup ciri. Ciri saukur ciri, di bolak balik teu pinanggih jeung harti. Logak geus ngajeuroan, tapi awak teu buru nyumponan. Memeh katalanjuran, mending beresan awak sorangan. Himeung ku mewahna dunya, baluweng mikiran pangaboga, sakabehna moal aya tungtungna, lamun fikir ukur mikiran anu fana.

Sajati ninggalkeun kahirupan, bakal kalampah kubalarea. Nu ingkar bakal cilaka, mulihna pinuh pilara. Nu eling pinanggih jeung bagja, mulih kanu Maha Suci dina kaayaan ridho Ilahi.

2. Pada hakikatnya, tiadalah warna di alam semesta ini, semuanya hanyalah ilusi. Sekalipun berlian, tiadalah warna didalam nya. Jika ada cahaya merah, maka berlian pun berwarna merah, jika ada warna hijau maka berlian pun akan berwarna hijau. Itulah dunia, seperti indahnya berlian, yang akan berwarna sesuai dengan yang mewarnainya.

3. Adanya kita karena berawal dari tiada, tiadanya kita karena ditiadakan oleh Yang Maha Ada. Ada karena di adakan, tiada karena di tiadakan. Yang mengadakan dan mentiadakan adalah Yang Maha Ada, yakni Allah ‘Azza Wa Jalla.

Latihlah dirimu agar mampu hidup didalam mati, mati didalam hidup, tiadalah hidup jikalau tak merasakan mati, tiadalah mati jikalau tak merasakan hidup, Ngelmuning roso, rosone sajatining urip.

Dzat Allah itu ada, mustahil Dia tiada. Bila menerima namun tak merasa, dusta lah kenyataan sebenarnya, bila menerima dan memang merasa, maka keyakinan haqiqi akan bersemayam didalam jiwa.

Aku mengenal-Nya, dengan sebenar-benarnya.

4. Tabir penutup kalbumu tak akan tersibak selama engkau belum lepas dari alam ciptaan dan isinya, dan tidak berpaling darinya dalam keadaan hidup selama hawa nafsumu belum pupus. 

Engkau harus mampu melepaskan diri dari kemaujudan dunia dan akhirat, agar jiwamu bisa bersatu dengan kehendak Allah SWT.

Jiwamu akan bersatu dengan kehendak Allah SWT dan mencapai kedekatan dengan-Nya, lewat pertolongan-Nya.

Makna hakiki bersatu dengan Allah SWT ialah berlepas diri dari makhluk dan kedirian atau keakuan, serta sesuai dengan kehendak-Nya tanpa gerakmu, yang ada hanya kehendak-Nya. Inilah keadaan fana dirimu, dan dalam keadaan itulah engkau bersatu denga-Nya, bukan bersatu dengan ciptaa-Nya.

5. “Bagi Allah itu ada beberapa rahasia yang diharamkan membukakannya kepada yang bukan ahlinya”.

“Aku memiliki dua cangkir yang berisikan ilmu pengetahuan, satu daripadanya akan aku tebarkan kepada kalian, akan tetapi yang lainnya bila aku tebarkan akan terputuslah sekalian ilmu pengetahuan.

“Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila kamu ajarkan kepada yang bukan ahlinya.”

Mengupas Elmu Roso dan Elmu Sajatining Urip tanpa dasar keilmuan syare'at yg kuat, dan tarekat yg benar, akan menyebabkan gagal paham dan sesat menyesatkan.

Pelajarilah dahulu ilmu-ilmu syare’at untuk mendasarinya. Perbaikilah ibadah kalian, barulah kalian selami tentang hakekat dan ma’rifat melalui tarekat yang benar.

6. Orang yang bertasbih, sebenarnya bertasbih dengan rahasia kedalaman hakikat kesucian pikirannya, dalam wilayah keajaiban alam malakut dan kelembutan alam jabarut.

Sementara seorang salik, mereka bertasbih dengan dzikirnya dalam lautan qolbu. Sang murid bertasbih dengan qolbunya dalam lautan pikiran. Sang Pencinta bertasbih dengan ruhnya dalam lautan kerinduan. Sang Arif bertasbih dengan sirr-nya dalam lautan ghaib, dan orang shiddiq bertasbih dengan kedalaman sirr-nya dalam rahasia cahaya yang suci, yang beredar di antara berbagai makna Asma-Asma dan Sifat-sifat-Nya, disertai dengan keteguhan di dalam silih bergantinya waktu.

Dan dia yang hamba Allah bertasbih dalam lautan pemurnian dengan kerahasiaan Sirr Al-Asrar dengan memandang-Nya, dalam ke'baqo'an-Nya.

7. Diantara ciri seseorang adalah Walinya Allah, adalah dia manusia yang selalu menghadirkan Allah dalam hatinya, pada setiap detak jantung dan hembusan nafasnya.

Para wali Allah adalah Ahlullah, yakni hamba-hamba yang mendapatkan bimbingan dan penjagaan Allah, sekaligus tugas tertentu dari Allah.

Mengenai kedekatan dan hubungan khusus para wali dengan Allah, Rasullulah SAW ngadawuh, Sesungguhnya dari kalangan para hamba Allah ada segolongan orang yang bukan Nabi dan bukan pula syuhada, namun para Nabi dan para Syuhada berebut dengan mereka dalam kedudukan terhadap Allah”.

Wahai Rasullulah, ceritakan kepada kami siapa mereka itu dan apa amal perbuatan mereka. Sebab kami senang kepada mereka karena kedudukan mereka itu, kata para sahabat.

Baginda Nabi menjawab, “Mereka adalah kaum yang saling mencintai karena Allah, tidak atas dasar pertalian keluarga dan tidak pula karena harta. Demi Allah wajah mereka bercahaya terang. Mereka tidak merasa takut ketika semua orang takut, tidak merasa khawatir ketika semua orang merasa khawatir”.

Lalu beliau membaca Surat Yunus ayat 62,

“Ketahuilah, sesungguhnya para wali Allah itu tiada merasa takut pada mereka dan tidak pula merasa khawatir”.

8. Hidup ini akan terasa berat dan melelahkan bagi orang-orang yang mencari perhatian orang lain, atau banyak pengharapan dari selain Allah SWT.

كُلُّنَا اَشْخَاصٌ عَادِيٌّ فِي نَظْرِ مَنْ لاَ يَعْرِفُنَا

Kita semua adalah orang biasa dalam pandangan orang-orang yang tidak mengenal kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ رَائِعُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَفْهَمُنَا

Kita adalah orang yang menarik di mata orang yang memahami kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مُمَيِّزُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يُحِبُّنَا

Kita istimewa dalam penglihatan orang-orang yang mencintai kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ مَغْرُوْرُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْسُدُنَا

Kita adalah pribadi yang menjengkelkan bagi orang yang penuh kedengkian terhadap kita.

وَكُلُّنَا اَشْخَاصٌ سَيِّئُوْنَ فِى نَظْرِ مَنْ يَحْقِدُ عَلَيْنَا

Kita adalah orang-orang jahat di dalam tatapan orang-orang yang iri kepada kita.

لِكُلِّ شَخْصٍ نَظْرَتُهُ، فَلاَ تَتْعَبْ نَفْسَكَ لِتُحْسِنَ عِنْدَ الآخَرِيْنَ

Pada akhirnya, setiap orang memiliki pandangannya masing masing, maka tak usah berlelah-lelah agar tampak baik di mata orang lain.

يَكْفِيْكَ رِضَا اللّٰهُ عَنْكَ ، رِضَا النَّاسِ غَايَةٌ لاَ تُدْرَك

Cukuplah dengan ridha Allah bagi kita, sungguh mencari ridha manusia adalah tujuan yang takkan pernah tergapai.

وَرِضَا اللّٰهُ غَايَةٌ لاَ تُتْرَك ، فَاتْرُكْ مَا لاَ يُدْرَكْ ، وَاَدْرِكْ مَا لاَ يُتْرَكْ

Sedangkan Ridha Allah, destinasi yang pasti sampai, maka tinggalkan segala upaya mencari keridhaan manusia, dan fokus saja pada ridha Allah.

9. Urang mah areuweuh, nu aya didekeut urang oge euweuh, nu sok diudag-udag ku urang euweuh, nusagala dilakonan pikeun nyumponan kahayang syahwat jeung hawa nafsu, kabeh oge euweuh, nu aya mah ukur Allah.

Teu kudu ripuh-ripuh neangan anu eweuh, mending milari anu aya, nyaeta Gusti Sajatining Mulyo Allah 'Azaa Wa Jalla.

10. Pada umumnya, manusia berpaling dari hakekat kebenaran, dan menuju pada pernyataan-pernyataan semu. Melarikan diri dari Sang Pelindung, mengkhawatiri tanda-tanda yang tak jelas. Tujuan hidup mereka akhirnya terperdaya, dan justru jatuh pada jurang kesesatan. 

11. Berawal dari ketakjuban awal menuju pencerahan. Dari pencerahan menuju hakekat ketakjuban yang sebenarnya. Pada akhirnya kita akan menyaksikan Allah atas kehendak dari kesaksian yang diberikan oleh-Nya. Kita berpisah dan melepas segalanya. Yang tertinggal hanyalah Allah dan kitapun lebur karena sampai kepada-Nya. 

12. Memahami Agama itu harus masuk dari lingkaran luar dan lingkaran dalam. Jika kita memahami dari lingkaran luarnya saja, maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah sampai pada keintiannya.

Orang yang menjangkau hanya sampai dilingkaran luar, maka mereka akan menyebutku dibawah pengaruh nafsu, dan mereka yang berdusta telah masuk kelingkaran dalam, maka mereka akan kusebut pemangku kesesatan. Kedua lingkaran ini harus diselami secara bersamaan, dan tiada dusta dalam penempuhannya, karena hanya akan menimbulkan kehawatiran-kehawatiran bagi dirinya dan bagi diri orang lain. 

13. Aku pernah ditanya tentang hakikat inti sajatining urip. Dan aku menjawabnya "Putuskanlah dirimu dengan penyirnaan diri ( fana ). Kalau tidak, engkau tidak akan pernah bisa mengikutiku".

14. Bagaimana bisa engkau menyebut Allah itu ada tapi sekaligus engkau merasa Dia tidak ada. Dan bagaimana mungkin engkau menganggap Allah itu nampak, namun padahal tidak nampak?

Jangan sampai engkau termasuk pada golongan orang-orang yang suka membohongi orang lain dan juga membohongi diri sendiri. 

15. Kosongkan dirimu dari khayalan semu, angkatlah tubuhmu dari manusia serta makhluk lainnya. Bicaralah tentang Dia sesuai dengan pengetahuanmu, dan keilmuan yang jelas dan mendasar. Tenggelamkan dirimu dalam lautan cinta kepada-Nya.

16. Aku rindu tapi aku tak mencarimu,

Aku ingin bertemu tapi aku tidak mendatangimu,

Aku ingin bicara tapi aku tak berani menghadapimu,

Semua itu karena aku tidak ingin kecewa,

Aku tidak ingin berjuang sendiri atas rasaku,

Aku hanya mencoba bertahan,

Sadar diri dan mencoba untuk tahu diri.

17. Ribuan orang pernah berhasil mendaki gunung tertinggi didunia yakni gunung himalaya. 

Dua belas orang pernah berhasil mencapai bulan, sesuatu yang sangat luar biasa. 

Tiga orang pernah sampai didasar lautan yang terdalam didunia. 

Namun hanya ada satu orang yang mampu bertahta dihatiku,

Yaitu Kamu.

18. Melaporkan dari kota Rancah Ciamis

Hujan masih air dan dia masih milik orang lain

Lubang lubang dijalan masih terisi genangan

Sementara hati masih terisi kenangan.

19. Jika engkau bisa mencintai, berarti engkau adalah manusia. Jika engkau bisa terluka, berarti engkau juga masih manusia. Tetapi jika engkau bisa mencintai saat engkau terluka, berarti engkau adalah malaikat.

20. Tentang hidup yang berkali-kali dimatikan, wajah yang selalu Bahagia namun hatinya terluka. Dia menaruh harapan terhadap yang semu, dan mati karena harapannya sendiri.

21. Hati wanita itu lebih rumit dari fisafat, dan lebih misterius dari tasawuf. Hati wanita itu tentang iya yang kadang berarti tidak, dan tidak yang terkadang berarti iya. Terkadang iya dan tidak memiliki makna yang rumit untuk diselami.

22. Jika engkau mencintai karena harta, maka harta ada habisnya, jika engkau mencintai karena rupa, maka kecantikan atau ketampanan ada tuanya. Tapi jika engkau mencintai karena Allah, cinta itulah yang akan mengantarkanmu pada kebahagiaan yang sejati. Mencintai manusia itu fana, mencintai Allah itu abadi. Jika engkau mencintai manusia, dasarilah karena Allah, agar engkau tidak terjebak didalam lautan kehampaan.

23. Tidak perlu fokus memikirkan orang yang membenci kita, karena masih banyak orang yang menyayangi kita.

Ketika orang lain membencimu tanpa alasan. Ingatlah ada Allah yang akan selalu mencintaimu tanpa alasan.

Hidupmu jauh lebih penting daripada mengurusi orang-orang yang hidupnya hanya dihabiskan untuk mengatur hidup orang lain.

Rumusnya sederhana, jika engkau disibukan untuk memikirkan cinta Allah Sang Maha Cinta, maka engkau akan mudah melupakan kebencian-kebencian yang dilontarkan sampah yang hidupnya tak jelas arah. 

Yang kita cari itu bukan ridho manusia, melainkan ridho Allah 'Azawajalla.

24.

قل متا ع الدنيا قليل ۚ وا لا خرة خير لمن اتقى

" Katakanlah, "Kesenangan di dunia ini hanya sedikit dan akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa".

"Waktumu didunia fana, bagaikan engkau mencelupkan jari di lautan samudra, air yang menetes dari jari itu adalah waktu dunia, sedangkan hamparan air dilautan samudera adalah waktu akhirat".

25. Seorang pembohong akan dibela oleh para pendusta, dikelilingi para penjilat, disanjung para penghianat, didukung para munafiq, dikendalikan oleh orang-orang licik. 

26. Seseorang itu gampang berubah pada tiga kondisi. Saat dekat dengan penguasa, saat memegang jabatan, saat mendadak kayak setelah miskin. 

Barangsiapa yang pernah mengalami ketiga hal itu, lalu tidak berubah pendiriannya, berarti dialah orang yang lurus."

Kasauran Sayidina Ali Karomallahuwajhah

27. Rasulullah SAW ngadawuh

"Barangsiapa yang bangun dipagi hari, namun hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah dia tidak melihat haq Allah padanya,  maka Allah akan menanamkan empat penyakit pada dirinya. Kebingungan yang tiada putusnya, kesibukan yang tiada ujungnya, kebutuhan yang tidak terpenuhi, keinginan yang tidak tercapai"

( HR. Thabrani )

28. Akan ada masa dimana kamu akan lelah dengan semuanya, memilih mengalah dan tak meminta siapapun untuk memahami keadaanmu lagi. 

Kamu akan membiarkan kehidupan berjalan dengan sendirinya, tanpa banyak bicara dan banyak kata. 

Hanya tindakan yang akan membuat semua orang melihatmu berfikir bahwa kamu bahagia dan baik-baik saja. 

Hingga akhirnya kamu akan mengerti, bahwa itulah cara Allah untuk meningkatkanmu, bahwa hidup hanyalah tentang kepasrahan dan keikhlasan. 

29. Jika engkau telah mencapai usia 40 tahun atau lebih, dan berada pada suatu perangai atau sikap tertentu, maka engkau akan sulit berubah, dan itulah gambaran akhir kematianmu. 

Jadi jika dalam usia 40 tahun engkau masih menjadi manusia yang ingkar kepada Allah, masih suka dengan maksiat, masih malas dalam beribadah kepada Allah, maka itu adalah gambaran besar kelak kematianmu seperti itu.

Namun jika sebaliknya, di usiamu yang bahkan sebelum 40 tahun, engkau yang masih muda sudah mampu menjadi orang yang rajin dan ahli dalam beribadah, maka insyaAllah itu adalah gambaran kelak kematianmu, meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.

30. Suatu hari nanti kamu tidak lagi berharap senang, melainkan berharap tenang. Memilih dimengerti, bukan lagi dicintai. Lebih peduli diterima, daripada dipuja. Pada saat itu kamu berada pada maqom kepahaman, bahwa hati bukanlah tentang kebahagiaan dunia, melainkan kebahagiaan hakiki tentang Dia Sang Maha Cinta yang selalu ada didalam jiwa tanpa terhalang jeda.

31. Berhati-hatilah jangan bersahabat dengan ketiga macam manusia ini. Pejabat Pemerintah yang kejam, ahli Quraan yang bermuka-muka, orang tasawuf gadungan yang pura-pura paham, padahal bodoh tentang hakikat tasawuf. 

Kasauran Syekh Sahl bin Abdullah

32. Jangan pernah merasa engkau adalah orang penting dikehidupan orang lain. Ingat, sekarang engkau bisa saja dianggap berharga, tapi esok, tidak menutup kemungkinan engkau akan dianggap tidak berguna. 

33. Sejatinya, kita tidak pernah kehilangan apapun, karena hakekatnya kita tidak memiliki apapun.

Allah SWT berfirman,

Milik-Nyalah apa-apa yang ada dilangit, dan apa-apa yang ada dibumi, dan apa yang ada diantara keduanya, dan apa yang ada dibawah tanah.

( QS. Thoha Ayat 6 )

34. Adakalanya kita menangis, asalkan air mata yang menetes itu engkau curahkan kepada yang Maha Memiliki kita, yakni Allah ‘Azza Wa Jalla, maka setiap tetesan air mata yang mengalir, kelak akan menjadi saksi, bahwa engkau adalah hamba yang lemah, yang selalu memasrahkan segala sesuatunya hanya kepada Dia Sang Maha Cinta yakni Allah SWT.

35. Hidup ini tentang apa yang kita jalani, bukan tentang apa yang mereka komentari.

36. Untuk Guru-Guruku tercinta. Jika kelak Kalian berada di surga, dan Kalian tidak menemukanku disana, maka semoga kalian berkenan mengajak murdimu ini Bersama kalian ke surga-Nya.

37. Kalian memang bebas mengatur hidup kalian, tapi ingat, ada Allah yang mengatur hidupku, hidup kita, dan hidup kalian.

38. Jangan pernah mencoba membungkam kebenaran, karena pada saatnya tiba, kebenaran itu akan membakar siapa saja yang mencoba menghalanginya. Tidak ada keabadian bagi kedholiman.

39. Ketika dalam sebuah perjuangan terdapat tantangan yang besar, berarti keberhasilan yang menanti akan lebih besar. Saat kita melakuan sesuatu namun gagal, berarti kita mendapatkan hikmah didalam kegagalannya. Jika tidak melakukan apa-apa, artinya kita kalah oleh rasa takut.

Banyak orang yang tidak bertindak apa-apa karena takut akan gagal. Padahal tidak bertindak sama sekali adalah kegagalan yang jelas-jelas sudah terjadi.

Sakit didalam perjuangan itu hanya sementara, namun jika menyerah sebelum berjuang, rasa sakit itu akan terasa selama-lamanya.

Perjuangan itu bukan proses penderitaan menuju tujuan, tetapi proses memantaskan diri untuk meraih tujuan itu sendiri.

Perjuangan adalah sesuatu yang dibutuhkan dalam hidup, jika Allah membiarkan hidup tanpa hambatan dalam perjuangan, justru itu akan melumpuhkan kita. Karena kita akan senantiasa sombong dengan segala kemudahan, hingga akhirnya jatuh dan kalah berantakan.

Tetaplah berwibawa, tak angkuh dan jumawa, meski terkadang diri harus kecewa, sebab ia tengah dididik untuk jadi istimewa.

40. Hidup itu seperti catur, kita tidak tahu langkah apa yang akan kita hadapi didepan.

41. Janganlah mudah terkesima dengan seseorang yang engkau nilah hanya dari ucapannya ataupun tulisannya, sehingga engkau menyimpulkan bahwa orang itu adalah manusia yang luar biasa. Jangankan hanya baru sekedar rangkaian kata-kata indah bak mutiara yang dirangkai melalui ucapan ataupun tulisan, walaupun engkau telah melihat seseorang yang diberikan perkara luar biasa, sampai-sampai dia mampu terbang diatas udara, ataupun berjalan diatas air, maka janganlah tertipu dengannya, sebelum engkau dapat melihat kesungguhannya dalam melaksanakan perintahan Allah, dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dan juga dalam menjaga Batasan-batasan hukum Allah.

42. Ibadah tanpa ilmu adalah sesat, ilmu tanpa amal adalah kesia-siaan, amal tanpa khusyu’ adalah kerugian.

Ya Allah, sungguh aku memohon perlindungan kepada-Mu, dari kebodohan yang menyesatkan, ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’ amal perbuatan yang tidak diterima disisi-Mu, dan do’a yang tidak engkau ijabah.

43. Manusai itu diberikan dua mata oleh Allah, maka jangan sampai engkau menilai orang lain dengan telingamu.

Nilailah manusai dengan apa yang engkau lihat, bukan apa yang engkau dengar.

44. Orang yang ingin dihargai orang lain adalah orang sombong, namun saling menghargai dengan orang lain adalah budi pekerti.

45. Ahli ilmu itu banyak, yang sedikit itu ahli dzikir. Ahli dzikir itu tukang dzikir, tapi tukang dzikri belum tentu ahli dzikir.

46. Ahli bicara itu banyak, yang langka itu ahli amal, yang dimana apa yang dia ucapkan sesuai dengan amalnya.

47. Jangan sekali-kali memisahkan antara ilmu syareat dan ilmu hakekat. Jangan sekali-kali memisahkan Ulama syareat dan Ulama hakekat. Syareat tanpa hakekat adalah kesia-siaan, dan hakekat tanpa syareat adalah zindiq.

Jika aku menghadapi keangkuhan Ulama su yang paling merasa hakekat, maka aku akan menjadi Sunan Kalijaga, sedangkan bila aku menghadapi keangkuhan Ulama su yang paling merasa syareat, maka aku akan menjadi Syekh Siti Jenar.

Ngelmuning Sakti Kanjeng Syekh Sunan Kalijogo, Rosone Matih Kanjeng Syekh Siti Jenar.

48. Abah Raden Syair Langit ditanya tentang seperti apakah Wali Allah itu?

Abah menjawab, “Wali Allah itu ibadahnya semakin luar biasa, berbeda dengan manusia biasa, jangankan yang wajib, yang sunnah pun serasa wajib. Jadi tidak ada Wali Allah yang menyepelekan urusan-urusan wajib seperti sholat.

Kalau kalian menemukan orang yang disebut Wali atau ngaku-ngaku Wali tetapi meninggalkan sholat atau perkara-perkara lainnya yang diwajibkan oleh Allah, maka itu bukan Wali Allah, tetapi Wali Setan.

Maha Guru Mursyid kami di Tarekat Thaifuriyah, yakni Kanjeng Syekh Thoifur bin Isa bin Surusyan Abu Yazid Al-Busthami adalah pelaku amal ibadah yang luar biasa, jangankan sholat wajib, sholat sunnah tahajudnya-pun semenjak dari usia tujuh tahun tidak pernah putus semalam seratus roka’at.

Ucapan seorang Wali adalah hikmah, diamnya adalah tafakkur, penglihatannya adalah pelajaran dan amalnya adalah kebaikan.

49. Seorang ulama berkata,

”Tanda orang yang arif dan bijak itu ada enam. Apabila ia menyebut nama Allah, ia merasa bangga. Apabila menyebut dirinya, ia merasa hina. Apabila memperhatikan ayat-ayat Allah, ia ambil pelajarannya. Apabila muncul keinginan untuk bermaksiat, ia segera mencegahnya. Apabila disebutkan ampunan Allah, ia merasa gembira. Dan apabila mengingat dosanya, ia segera beristighfar.”

(Kitab Tanbihul Ghafilin)

50. Para hamba Allah yang gila karena kecintaannya kepada Sang Maha Cinta ber-syair,

"Sejatinya, merekalah manusia yg tak mengenal Allah yg gila, mereka melihat kami gila, karena mereka gila dan tak sampai kepada maqom kami. Mereka yg gila yg jauh dan tak merasakan cinta bersama Sang Maha Cinta, yakni Allah 'Azza Wa Jalla. pada akhirnya hakikat kepahaman menjadi petuah yg harus ditempah. Kalian melihat kegilaan dari kegilaan kalian, sedangkan kami melihat kegilaan dari kewarasan kami".

51. Jika engaku ingin membuang keangkuhan, dan merasa diri paling baik, maka lakukanlah hal-hal ini.

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahwa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu,

“Bisa jadi kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku”.

Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu),

“Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepada-Nya, dia tentu lebih baik dariku”.

Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu),

“Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, dia tentu lebih baik dariku”.

.Jika bertemu dengan seseorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu),

“Orang ini memperoleh karunia yang belum tentu kuperoleh. Dia beribadah dengan ilmunya, sedangkan aku beribadah dengan kebodohanku. dia tentu lebih baik dariku”.

.Jika bertemu dengan seseorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu),

“Orang ini bermaksiat kepada Allah karena kebodohannya, sedangkan aku bermaksiat kepada Allah, padahal aku mengetahui akibatnya. Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. dia tentu lebih baik dariku”.

.Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah

( dalam hatimu ),

“Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, bisa jadi di akhir usianya dia memeluk Agama Islam dan beramal sholeh. Dan bisa jadi di akhir usia, diriku kufur dan berbuat buruk, dia tentu lebih baik dariku”.

Jika bertemu dengan orang kaya, maka katakanlah

( dalam hatimu ),

“Dia banyak bersodaqoh karena dia kaya, sedangkan sodaqohku sedikit karena aku miskin, dia tentu lebih baik dariku”.

Jika bertemu dengan orang miskin, maka katakanlah

( dalam hatimu ),

“Hisaban dia kelak pasti sedikit karena dia miskin, sedangkan hisabanku kelak pasti lama karena aku kaya, dia tentu lebih baik dariku”.

52. Saya pernah diberikan salah satu petuah oleh salah satu Guruku, “Tidak perlu repot-repot menjaga nama baik, lebih baik menjaga amal baik”.

53. Mengapa anak Adam harus berlaku sombong, padahal awalnya tercipta dari air mani yang hina dan akan berakhir menjadi bangkai.

54. Bergaulah dengan manusia dengan pergaulan yang jika kalian meninggal, maka mereka akan menangisimu, sedang jika kamu berada ditengah-tengah mereka, mereka selalu akan merindukanmu.

55. Jangan kau harap kejernihan hubungan dari orang yang kau cemari dirinya, dan jangan kau mengharapkan tepatnya janji dari orang yang pernah kau tipu.

56. Orang yang paling tidak tenang dan selalu sulit hatinya adalah orang yang mempunyai sifat pendendam.

57. Hati-hatilah bersahabat dengan orang yang kikir karena dia tidak akan membantumu dengan hartanya disaat engkau sangat membutuhkannya.

58. Hati-hatilah berteman dengan seorang pembohong karena dia laksana fatamorgana, mendekatkan sesuatu yang jauh padamu dan menjauhkan sesuatu darimu terhadap sesuatu yang dekat.

59. Barangsiapa yang belum mengetahui tentang apa yang harus dicari, maka dia tidak akan mengetahui darimana sumber pencariannya.

60. Dunia itu bagai pasar, ada yang beruntung ada yang merugi.

61. Yang lebih baik dari kebaikan adalah pelakunya. Yang lebih indah dari keindahan adalah pembicaraannya. Yang lebih unggul dari ilmu adalah pemiliknya. Yang lebih jelek dari kejahatan adalah penyebabnya dan yang lebih dahsyat dari bencana adalah pelakunya.

62. Bangun malam akan menambah lezatnya tidur dan lapar akan menambah lezatnya hidangan.

63. Orang yang bersyukur akan suatu nikmat, maka akan lebih merasa bahagia dengan rasa syukurnya dibanding dengan nikmat yang diterimanya. sebab nikmat itu hanya kesenangan, sedangkan syukur adalah suatu nikmat yang sekaligus dapat pahala.

64. Manusia didunia berjaya dengan hartanya, sedangkan manusia Berjaya diakhirat dengan amalnya.

65. Hikmah itu tidak berguna bagi orang yang memiliki sifat jahat.

66. Orang yang keras kepala hanyalah akan menjadi budak dirinya. Sedangkan orang yang bodoh akan menjadi budak lisannya.

67. Orang yang mengasihanimu dan yang memberikan pendapat atau petuah baik bagimu, maka ikutilah dia.

68. Barang siapa yang memuji orang yang tidak pantas dipuji, pujian yang bukan pada tempatnya, maka sama dengan tuduhan yang tidak ada buktinya.

69. Kebaikan itu ada tiga perkara, penglihatan, diam dan pembicaraan. Setiap pembicaraan yang tidak ditujukan untuk mengambil ibrah (pelajaran) adalah kesia-siaan. Sedangkan pembicaraan yang bukan dzikir, itu juga adalah kesia-siaan. Dan diam yang tidak disertai pemikiran adalah kelalaian. Maka beruntunglah orang yang pandangannya ditujukan untuk mengambil ibrah, diamnya karena berpikir dan pembicaraannya berisikan dzikir, sembari menangisi dan menyesali kesalahannya serta enggan mengganggu orang lain.

70. Harga dirimu akan tetap terpelihara, sedang yang akan merusaknya adalah permintaan (mengemis), oleh karena itu perhatikan kepada siapa kamu mencucurkan air matamu itu.

71. Dunia itu laksana ular yang berbisa, yang licin dan lembut sentuhannya, namun bisa (racunnya) dapat mematikan. Orang yang bodoh akan terpesona dengannya, sedang orang yang berakal akan berhati-hati darinya.

72. Orang yang berdoa tanpa disertai perbuatan (amal), bagaikan orang yang memanah tanpa busur.

73. Hati itu bagaikan bejana, bejana yang baik akan menampung dan menjaga isinya.

74. Hati-hatilah dari merasa senang ketika berbuat dosa, sesungguhnya yang senang ketika berbuat dosa lebih jelek dari pada perbuatan dosanya itu sendiri.

75. Jangan banyak berdebat agar tidak kehilangan wibawamu, dan jangan banyak bercanda agar kalian tidak dikurang ajari.

76. Tidak akan mengetahui hakikat nikmat kecuali orang yang bersyukur. Dan tidak akan bersyukur kecuali orang yang arif (mengerti akan besarnya nikmat).

77. Sederhana ada timbangannya, jika berlebihan itu namanya kekikiran. Dan keberanian itu juga ada ukurannya, jika melebihi batas, itu namanya sembrono.

78. Hari itu ada tiga. Hari yang berlalu dan tidak akan kembali lagi. Hari ini, maka carilah keuntungan perbuatan baik darinya. Dan hari esok yang masih merupakan angan-angan dan harapan yang disertai niat untuk berbuat baik. 

79. Sifat kesombongan yang ada pada seseorang hanya akan menambah kehinaan bagi penyandangnya. Andai yang ada ditanganmu itu biji-bijian, kemudian manusia berkata (tentang yang ditangannya) bahwa itu adalah permata, maka kata-kata itu tidak akan ada manfaatnya bagimu, sebab engkau mengetahui bahwa itu hanya biji-bijian. Dan andai yang ada ditanganmu itu permata, lalu manusia berkata itu hanya biji-bijian, maka kata-kata itu juga tidak akan bermudharat (berakibat jelek) padamu, sebab engkau tahu bahwa itu adalah permata.

80. Setiap sesuatu ada dalilnya, dan dalilnya orang yang berakal adalah tafakur, sedang dalil bahwa dia bertafakur yaitu diam.

81. Barangsiapa hari ini sama dengan kemarin maka ia telah merugi. Dan barang siapa yang hari ini lebih jelek dari kemarin maka ia telah celaka. Dan barangsiapa yang tidak mengetahui apakah ada tambahan kebaikan untuk dirinya, maka ia telah berada dalam kekurangan. Dan barangsiapa yang berada dalam kekurangan, maka matinya lebih baik daripada hidupnya.

82. Orang yang berakal tidak akan berbicara dengan orang yang mendustakannya, dan tidak akan meminta kepada orang yang akan menolaknya, serta tidak akan berjanji pada orang atas sesuatu yang tidak disanggupinya, dan tidak akan berbuat hal-hal yang akan merusak harapannya, serta tidak akan memikul hal-hal yang tidak sanggup memikulnya.

83. Kenyamanan menikmati rasa cinta dengan Allah itu bisa dirasakan bila diantaranya sudah tidak ada kaitan buruk apapun dengan makhluk. Karena bila masih ada, sampai kapanpun, engkau tidak akan menikmati ma’rifatullah walau hanya seteguk. 

Dosa sebesar gunung ataupun sehampar lautan, pasti Allah akan ampuni, selagi engkau taubatanasyuha, tetapi jika engkau punya kaitan buruk dengan makhluk, maaf, walaupun engkau mati syahid, maka dosamu tidak akan Allah ampuni sebelum beres urusanmu dengan makhluk itu sendiri. 

Dawuh Kanjeng Nabi Muhammad SAW,

sebaik-baiknya manusia adalah yang mengasingkan diri dilembah-lembah, dibukit-bukit, dan di gunung-gunung. Agar mereka lebih mentashorufkan hidupnya hanya untuk Allah. 

Mereka menjaga lisan, sikap dan juga mereka menjaga nafsunya agar tidak semena-mena terhadap haq dan milik orang lain. 

Oleh karena itu mereka lebih baik ber-uzlah bidayah untuk menjaga apapun agar tidak ada yang memberatkan hisabannya kelak dihadapan Allah.

Namun jikalau engkau mampu, maka ber-uzlah nihayah lah. Engkau mengasingkan diri, namun ragamu tetap berada dikeramaian, untuk selalu menjaga umat, dan tidak meninggalkan mereka, agar mereka tidak tersesat keluar dari jalan Allah.

84. Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba mengerjakan yang bukan kewajiban mereka, maka sibukanlah dirimu dengan menyempurnakan kewajibanmu.

Jika engkau melihat manusia berlomba-lomba dalam urusan dunia, maka sibukkanlah dirimu dengan urusan akhirat.

Apabila manusia sibuk mengurusi aib (cela) orang lain, maka uruslah aibmu sendiri.

Jika manusia saling memperindah dunianya, maka hiasilah akhiratmu.

Dan jika engkau melihat manusia sibuk dengan memperbanyak amal, maka beramalah yang ikhlas.

Dan ketika engkau melihat manusia menjadikan makhluk sesembahannya, maka jadikanlah Allah sebagai sesembahanmu.

85. Jangan berharap kepada manusia, karena engkau hanya akan mendapatkan kehampaan. Tetapi berharaplah hanya kepada Allah, karena Dia akan memberikan yang terbaik untukmu.

“dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.”

(Q.S. 94:8)

86. Bila ada ataupun banyak orang-orang yg menyakitimu, mencibirmu, bahkan memfitnahmu, biarlah, biarkanlah, tutuplah matamu, tutuplah telingamu, dan sibukanlah dirimu dengan apapun yg menjadi nilai ibadah dimata Allah.

87. Allah menyembunyikan Ridha-Nya di dalam perbuatan taat seseorang kepada Allah, maka jangan sekali-kali meremehkan atau menghina perbuatan taat seseorang, karena banyak sekali ketaatan seseorang yang diremehken, justru itu yang diridhai oleh Allah. Sesungguhnya kita semua tidak tahu taat siapa perbuatan taat kita yang bagaimana, dan yang seperti apa yang di terima oleh Allah.

88. Allah menyembunyikan murka-Nya di dalam kemaksiatan menusia kepada Allah, maka jangan sekali-kali meremehkan kemaksiatan sekecil apapun, karena seringkali kemaksiatan yang diremehkan justru yang di murkai Allah.

89. Allah menyembunyikan kekasih-Nya di antara makhluk-makhluk-Nya, maka jangan pernah menghina seseorang dari makhluk-Nya, walaupun menurut kita remeh ataupun hina, karena banyak manusia yang tidak di perdulikan manusia lainnya, ternyata justru merekalah yang disayangi dan dikasihi oleh Allah SWT.

90. Banyak ilmu bagaikan mutu manikam, seandainya aku sebar luaskan bukan pada maqomnya, niscaya orang-orang akan menganggapku gila dan sesat. Ilmu itu adalah apa yang pernah kita selami dalam perjalanan ruhaniyah menuju Allah, yang dimana sebagian diantaranya tidak boleh disampaikan kalau bukan pada tempatnya.

91. Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila anda ajarkan kepada yang bukan ahlinya dan bukan pada tempatnya.

92. Mengupas Ngelmuning Roso Rosone Sajatining Urip tanpa dasar keilmuan syare'at yg kuat, dan tarekat yg benar, akan menyebabkan gagal paham dan sesat menyesatkan.

93. Jika ajaran kami dan para pendahulu kami disebut mengaku Allah, maka pertanyaannya adalah apa yang kami akukan?

Jangankan mengaku Allah, mengakui diripun kami tidak mampu.

Kami, kalian, dan seluruh alam semesta beserta isinya ini pada hakikatnya tidak ada, karena yang ada hanyalah Allah.

Pengakuan itu hanya ada bagi yang menganggap dirinya ada, sedangkan kami telah melepaskan keakuan itu.

Kita ini berasal dari Allah, untuk Allah, dan kembali lagi kepada Allah.

Segala sesuatu ini terjadi hanya atas kehendak-Nya, dan tidak ada satupun yang terjadi atas kehendak kita.

Bagi kami Allah adalah segalanya. Kecintaan kami kepada-Nya tidak akan terukur oleh tingginya gunung dan luasnya samudera.

Wahai Sang Maha Cinta Gusti Sajatining Mulyo Allah 'Azza Wa Jalla, jangan biarkan kami tenggelam lagi didalam lautan kehampaan yang fana ini.

94. Hati itu ibarat Ibu Kota Sebuah Negara, jika Ibu Kotanya hancur, maka Negara-pun ikut hancur. Begitulah juga dengan hati manusia, jika hati rusak dan sakit, maka badan akan ikut rusak dan sakit.

Marodhul qulub bisa menyebabkan marodhul abdan, sedangkan marodhul abdan tidak menjadikan marodhul qulub.

95. Seharusnya manusai memiliki pola dan cara ini agar mereka bisa mengenal Allah.

Buatlah dirimu tergila-gila, dan keedanan kepada Gusti Sajatining mulyo Allah ‘Azza Wa Jalla.

96. Selama ini kita sering mendengar sebuah pepatah lama yang mengatakan bahwasannya tidak ada ilmu penutup. Saya benarkan itu jika dilihat dari sudut pandang syare’at. Tetapi dalam sudut pandang hakekat, ilmu itu ada penutupnya, yaitu ilmu seseorang ketika dia sudah berhasil mendalami konsep ajaran Kullu syaiin halikun illa wajhah ( Al- Qoshos ayat 88 ), saat dia mampu memahami, mendalami, dan mampu menjalankan ajaran itu.

97. Jika engkau ingin menghadiri Majelisku, maka jangan mencariku, tapi carilah Allah, karena saat tujuanmu adalah mencariku, engkau hanya akan tenggelam didalam lautan kehampaan. Tetapi jika yang engkau cari itu adalah Allah, maka engkau akan tenggelam didalam lautan kebahagiaan.

Aku hanyalah bangkai yang diberikan nyawa oleh Allah, yang tidak akan pernah bisa memberikan manfaat sedikitpun, kecuali manfaat itu diberikan atas kehendak Allah.

98. Terkadang kita disuguhi dengan pemikiran yang menyebutkan bahwa Ma’rifat kepada Allah itu adalah sulit. Padahal Ma’rifatullah itu tidaklah sulit, yang sulit itu adalah pola pikiranmu yang selalu menyulitkan perkara yang padahal tidak sulit. Dan engkau menolak untuk berupaya dengan jalan dan cara yang sudah diajarkan oleh ahli-ahli ma’rifat itu sendiri.

99. Ya Allah, jadikanlah dunia ini kecil dihadapan kami, dan biarkanlah hanya nama-Mu yang bertahta dihati kami”.

Sesungguhnya kami sadar, bahwa segala sesuatu itu akan rusak, binasa, kecuali Dzat Gusti Sajatining Mulyo Allah ‘Azza Wa Jalla.


اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ هَذَااْلعَالمَ َصَغِيْرًا اَ مَامَنَا وَدَعْ اِسْمَكَ يَقِفُ  دَائِمًافِيْ قُلُوْ بِنَا, كُلُّ شَيْءٍ هَاِلكٌ اِ لاَّ وَجْهَهُ


sumber : Kitab Suluk Raden Syair Langit Dan Ajaran Tarekat Thaifuriyah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Film Kolosal Prahara Keris Jala Sutra ( the series ) Karya Raden Syair Langit

  Sebuah karya film berjudul Prahara Keris Jala Sutra ( the series ) yang akan ditayangkan setiap hari jumat siang di channel youtube Lawang...